BERITA

Potret Lulusan SMK Antartika 2 yang Mandiri dan Berprestasi

Ada Hal menarik pada moment kelulusan atau Purnawiyata SMK Antartika 2 yang digelar 25 Meil lalu. Selain meluluskan 764 peserta didik, juga meluluskan anak-anak dengan keunggulan dan keunikan yang berbeda-beda.

Pihak sekolah membaginya dalam 3 kategori, yakni lulusan yang telah bekerja, melanjutkan kuliah, dan berwirausaha. Tiga orang perwakilan yang ditunjuk yakni Dwiky Gilang Imrodhani yang telah bekerja selama setahun sebelum lulus, Robby Ahmad Afandi yang diterima di PENS ITS dan menerima beasiswa, dan M. Afif Irshad seorang pengusaha.

Menurut kepala SMK Antartika 2 Retno Purwolystiorini, SE.,M.MP.d ketiga anak tersebut merupakan perwakilan dan cerminan lulusan yang ada di SMK Antartika 2 Sidoarjo. “Itu perwakilan dari sekian anak,” ujarnya.

Retno juga menyinggung keberhasilan ketiga anak tersebut. Pasalnya, mereka menjadi teladan di sekolah dan cermin anak-anak yang gigih dalam belajar dan berusaha.

Bahkan, lanjut Retno, ada keterbatasan ekonomi di antara mereka, namun tidak berpengaruh dalam meraih cita-cita. Hasilnya, sebaran lulusan terdapat di berbagai perguruan tinggi favorit di Indonesia dan di perusahaan.

Ia berharap, setelah lulus anak-anak bisa membuktikan diri kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, mereka diharapkan kembali mengajak adik kelas untuk mengikuti jejaknya.

“Ini awal bagi mereka untuk memulai menunjukkan jati diri kepada masyarakat,” kata Retno.

Ditemui di tempat Purnawiyata Dwiky sapaannya mengatakan, sebelum lulus ia telah bekerja selama setahun di Malang. Tepatnya di Role Play Studio, sebuah perusahaan animasi yang bertempat di Singosari.

Awal Dwiky diterima saat ia magang. Setelah beberapa minggu, ia ditawari untuk mengisi posisi sebagai staf IT dan project manajer.

Sepertinya perusahaan tersebut tertarik dengan kemampuan Dwiky yang berhasil membuat game untuk perangkat komputer. Game tersebut ia beri nama In The Kos.

Ia menjelaskan, bisnis animasi membuka kesempatan yang tidak mempertimbangkan latar belakang. “Saat dites bisa apa nggaknya. Kalau sudah bisa ya sudah, diterima,” ungkap Dwiky.

Bahkan, saat ini ia bekerja di 2 studio animasi, Roleplay dan Skybox. Dwiky mengaku menikmati pekerjaannya, sehingga dia harus tinggal di Malang.

Selain bekerja di studio, ada client yang menawarkan untuk membuat perusahaan bersama-sama. Artinya, Dwiky berkesempatan menjadi salah satu pimpinan bahkan pemilik perusahaan.

Karir Dwiky itu dimulai saat menjual software karyanya. Tak hanya sekali ia menjual perangkat lunak itu. Bahkan, berulang kali ia menawarkan dan tak kunjung laku.

Meski demikian, ia terus menawarkan karyanya dengan cara direct selling hingga online. Hingga akhirnya ia harus melakukan inovasi dengan menggabungkan visual effect pada software buatannya.

Al-Hasil, terjual. Bahkan, ditawari untuk mengelola perusahaan client tersebut.

Di tempat yang sama, Robby peserta didik yang diterima kuliah di PENS mengaku, juga telah meraih kesuksesan sebelum lulus dengan mendapatkan beasiswa dari pemerintah setelah diterima kuliah.

Pasalnya, ia diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Salah satu prestasi yang pernah ia peroleh yakni mewakili Sidoarjo dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat provinsi.

Robby, yang selama ini dikenal memiliki kemampuan akademik di atas rata-rata bercita-cita menjadi seorang teknisi mesin dan alat-alat perusahaan.

Ia pun berkesempatan magang di salah satu perusahaan mekatronik terbesar di Indonesia yang bertempat di Tangeran.

Hal menarik lainnya juga disampaikan Afif, lulusan dari jurusan Akuntansi yang telah merintis usaha jualan parfum. Berawal dari hobi mengkoleksi parfum yang jumlahnya tidak terhitung oleh Afif.

Afif mengaku, sudah sekitar 5 bulan menjual parfum via online dan offline. Dan, tak hanya menjual saja, ia ternyata sudah bisa meracik parfum sesuai keinginan atau pesanan pembeli.

Sebelum membuka usaha jualan parfum, Afif merupakan kolektor parfum. “Dari pada buang-buang uang terus untuk beli, kenapa tidak sama jualan sekalian? Hasilnya, juga bisa untuk beli parfum lagi,” kata Afif.

Dengan jualan parfum tersebut, ia bisa mencukupi sebagian kebutuhannya. Karena, produk yang ia jual memiliki harga yang variatif dimulai dari kisaran 20 ribu hingga tak terbatas harganya.

“Harga mulai 20 ribu hingga tergantung pesanan,” kata Afif.

Afif juga menerima pembuatan parfum dengan bau tertentu. Artinya, aroma yang belum pernah ada sebelumnya. Dan, sebagian parfum yang ia jual beraroma unik dan berbeda dari kebanyakan.

Dalam seminggu, Afif bisa menjual minimal 5 botol parfum dengan harga bervariatif. Ia juga menyempatkan menjual parfum di sekolah.