BERITA

Pernah Jatuh Tertimpa Kuda

Widya Ayu Pratisra Salsabila saat berlatih.

Tak banyak yang tahu kalau Sidoarjo menyimpan potensi atlet berkuda berkelas. Hal itu pun menjadi kejutan saat Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2023 lalu, karena salah satu atlet berkuda putri Sidoarjo meraih medali emas.

Ia adalah Widya Ayu Pratisra Salsabila. Gadis belia kelas 12 SMK Antartika 2 Sidoarjo.

Di balik kesuksesannya meraih emas di Porprov lalu, ternyata ada insiden tak mengenakkan yang sempat dialami Widya. Sehari sebelum keikutsertaannya di Porprov ia jatuh dari atas kuda, dan hampir tertimpa kuda.

Widya menjelaskan, saat itu ia kehilangan keseimbangan ketika kuda terkejut karena suatu hal. Ia pun kehilangan konsentrasi dan terlepas dari tunggangannya.

“Hampir saja, kalau sampai tertimpa kuda lagi bisa ndak jadi ikut Porprov,” ungkap Widya.

Untungnya, tidak ada lukas serius yang dialami. Sehingga, ia bisa melanjutkan untuk bertanding di Porprov.

Insiden jatuh dari kuda tersebut merupakan yang kedua kalinya. Jatuh pertama kali, ia mengalami cidera cukup parah. Pasalnya, saat jatuh ia tertimpa badan kuda.

“Separuh badan ini dulu tidak bisa digerakkan karena tertimpa kuda. Jadi harus ditangani serius,” kata Widya.

Namun, Widya mengaku tidak merasa kapok atau takut untuk terus latihan dan ikut lomba. Malah, sekarang ia menunggangi salah satu kuda terbaik yang ada di klubnya.

“Sekarang ini kuda saya kuda bagus. Atlet berkuda banyak yang tahu kuda yang saya pakai,” kata anak pertama dari pasangan Mulyono dan Susanti itu.

Meski dipercaya oleh klubnya menunggangi kuda bagus, ia harus sering berinteraksi dengan kuda tersebut. Pasalnya, kuda juga memiliki prilaku ingin mengenal dan dekat dengan penunggangnya.

“Harus sering ikut kasih makan, dielus, diajak ngobrol,” kata Widya.

Menurut Widya, kuda juga memiliki sensitivitas yang perlu dipahami. Apalagi kuda tanding, perlu dipanasi. Sehingga, tak heran jika ada penunggang ganti-ganti kuda tunggangan saat latihan.

Selain itu, ada banyak syarat yang harus kuda dapatkan supaya bisa menjadi kuda tanding. Syarat utamanya adalah mengenai makanan. Artinya, tidak sembarang rumput yang diberikan kepada kuda.

Widya menjelaskan, ada saatnya kuda diberikan rumput basah, dan ada saatnya pula diberi asupan rumput kering. Kondisi higenis rumput juga sangat dipertimbangkan, karena jika kuda sakit perut bisa fatal.

“Kalau kuda sakit perut itu bahaya. Bisa-bisa mati,” jelas Widya.

Widya mengaku, mendalami olahraga berkuda sejak kelas 4 sekolah dasar. Dorongan orangtualah yang menguatkan dirinya menjadi seorang atlet. “Mulai naik kuda sejak kecil,” ngakunya.

Saat itu ia dikenalkan oleh Sang Ayah. Awalnya, ia diajak melihat pertandingan berkuda. Namun, ia tidak tertarik.

Karena saking seringnya diajak Sang Ayah melihat olahraga berkuda, akhirnya ia mulai mencoba. Hingga akhirnya ia mengaku nyaman berada di atas kuda.

Selama belajar berkuda, ia dimudahkan dengan keberadaan orangtuanya yang memiliki 2 ekor kuda. “Iya, punya 2 kuda cewek dan cowok,” katanya.

Kuda di rumahnya itu dulunya merupakan kuda andong. Biasanya dipakai untuk andong wisata di Alun-alun Sidoarjo dan sekitarnya.

Namun, kuda tersebut saat ini sudah masuk equestrian. Artinya sudah dimasukkan klub.

Selain dilatih, juga dirawat untuk tujuan kesehatan kuda. Pasalnya, kuda membutuhkan perawatan intensif dan terukur.

Tak lama ditempatkan di klub, kuda tersebut naik kelas, alias dijadikan kuda tanding. Artinya, sudah tidak menjadi kuda andong lagi.

Menunggangi kuda menjadi aktivitas keseharian bagi Widya. Hampir setiap hari ia latihan di klubnya, yakni Yussar Stable and Riding Club.

Widya mengaku, hanya hari Senin saja ia libur berkuda. Jam latihannya pun pagi atau sore. “Latihan tidak boleh siang. Kasihan kudanya,” ngakunya.

Ia pun merasa bahwa hidupnya tidak bisa menjauh dari kuda. Jika diruntut, sebelum menunggangi kuda ia sudah merasakan keberadaan kuda di rumahnya.

“Ya mau tak mau harus sama kuda e, mungkin memang sudah ditakdirkan punya karir dengan Om Kuda,” candanya dengan tersenyum.

Widya yang saat ini merupakan atlet di nomor dressage dan show jumping dan berencana menguasai kategori horseback archery. Sebuah nomor berkuda yang menuntut keahlian memanah sambil mengendalikan kuda.

Ia pun mulai menimbah ilmu dan mencari referensi tentang itu. Selain itu juga konsultasi dengan para pelatih untuk bisa memulai latihan.

Menurut Widya, nomor berkuda tersebut tak hanya membutuhkan keahlian berkuda tetapi harus bisa membagi konsentrasi antara berkuda dan memanah.

Jika menghitung prestasi yang pernah diperoleh Widya, yang ternyata telah mengumpulkan beberapa medali di kejuaraan terbuka, sangat layak untuk dinaikkan kelasnya.

Prestasi terbarunya yakni juara I Piala Walikota Surabaya 2023. Selain itu, ada prestasi dari kejuaraan Pandesa Disway Surabaya. (Humas)